Obituari : SETER GINTING
SETER
GINTING (1933 – 2017)
JUHAR SIMBELANG - GBKP SIMALEM
Oleh :
Julianus Limbeng
Masih terngiang dalam ingatanku,
tatkala pertengahan tahun 1993 silam, bersama dengan beberapa sahabat mahasiswa
dan dosen Etnomusikologi USU (Jon Karya Sukatendel, Perikuten Tarigan dan
Elieser Bangun), sesosok wajah yang hangat dan ramah menerima kami di rumahnya
di Kesain Rumah Gugung, Desa Juhar, Tanah Karo. Banyak hal tentang kesenian
Karo yang ingin kami tanyakan kepada beliau. “Mejuah-juah, mari kubas, kundulken, bagendam jabunta..” katanya
mempersilakan kami kala itu. Dengan peci hitamnya dia dengan semangat bercerita
dan menjawab pertanyan-pertanyaan kami seputar music Karo. Termasuk
perkembangan Kibot Karo kala itu masih sangat hiruk-pikuk dalam acara
masyarakat Karo, baik Guro-Guro Aron yang hampir tiap malam minggu kita lihat
di Jambur di daerah Padang Bulan dan di kampung-kampung. “Aku pe salah ka nge, ope langa populerken Jasa Tarigan, ijenda pe
marenda megati nge kucampurken alat music kibotta kitik-kitik ras gendang
Karo.. piah enggo isenangi kalak pe..” katanya melihat perkembangan Kibot
Karo kala itu yang masih pro kontra, khususnya dalam konteks adat kalak Karo. Ada
sebagian masyarakat menganggap kehadiran Kibot dalam kesenian Karo adalah merusak
kesenian karo yang sudah ada, namun disatu sisi kehadirannya tidak dapat
dibendung dan sangat digandrungi oleh masyarakat Karo.
Pertemuan saya dua puluh tujuh tahun yang silamlah, kali pertama dan terakhir saya berkesempatan bertemu beliau. Setelah itu saya tidak pernah bertemu lagi. Namun mengapa hal itu saya anggap penting, karena ia merupakan seorang sosok seniman yang meninggalkan karyanya yang cukup fenomenal hingga kini. Beliau adalah pencipta lagu GBKP Simalem. Mungkin lagu beliau sangat akrab dan sering sekali kita dengar, atau bahkan kita nyanyikan dalam berbagai kesempatan. Tapi kita belum tentu tau siapa penciptanya. Dia juga dikenal menciptakan tarian, salah satunya yang terkenal adalah Tari Lima Serangkai. Dulu ketika lomba tari Karo Lima Serangkai, sering sekali ditanya, versi yana mana ? Versi Mbaga Ginting atau versi Seter Ginting ? Artinya tari Lima Serangkai yang identik dengan teknik dan dasar-dasar menari karo ini tidak terlepas dari nama beliau. Ya .. dia lah Seter Ginting atau lebih akrab disebut dengan Bapa Wardin Ginting. Di kampungnya ia biasa juga dikenal dengan Pulu Rumah Gugung. Ia dikenal sebagai penarune Juhar. Ia merupakan salah satu Sierjabaten Karo senior kala itu. Ia cakap memainkan sarune, gendang, dan music Karo lainnya.
Sudah sejak lama saya tau bahwa
lagu GBKP Simalem ini awalnya adalah lagu Juhar Simbelang. Dan saya
mengkonfirmasi hal tersebut ke salah satu putranya, Kader Ginting. Ia
mengkonfirmasi lagu GBKP Simalem ini awalnya adalah lagu Juhar Simalem atau
Juhar Simbelang. Lagu itu diciptakan sekitar tahun 1984. Lagu itu sering sekali
dinyanyikan dalam acara-acara di Juhar, termasuk dalam acara Kerja Tahun Juhar,
17 Agustus. Lagu Juhar Simbelang tersebut tidak pernah direkam, namun cukup
dikenal. Sekitar tahun 1989, salah satu putra beliau yang juga berprofesi
sebagai praktisi seni Karo, Wardin Ginting (Alm) membawakan lagu tersebut ke
Medan, dan dipelajari oleh anak-anak yang minat kesenian Karo di Perguruan
Pencawan Medan. Termasuk bersama dengan perkolong-kolong yang juga berprofesi
sebagai guru disana sat itu Abadi Sebayang. Dalam acara-acara gereja kata Juhar
Simbelang dalam lagu tersebut dirubah menjadi GBKP Simalem, dan lagu tersebut
sangat mengena dan sering dinyanyikan dalam kegiatan gereja, seperti lelang-lelang
pengumpulan dana, dan lain-lain. Dan selanjutnya Kata Juhar Simbelang dirubah
menjadi GBKP Simalem. Dan seterusnya lagu tersebut dikenal orang menjadi lagu
GBKP Simalem. Lagu ini pertama sekali direkam tahun 1989 dan dinyanyikan oleh
penyanyi/perkolong-kolong Karo Juliana br Tarigan (kini menjadi Diaken di GBKP
Cililitan). Selanjutnya lagu ini telah direkam ulang dengan beberapa penyanyi
seperti Tio Fanta Pinem, Novita br Barus, dan lain-lain, termasuk yang terkini
Xeane Limbeng.
Sejak saat itu, lagu GBKP Simalem hampir selalu berkumandang dalam setiap acara-acara di gereja GBKP. Biasanya jika tegun serayan yang menari, seperti otomatis pemain music akan langsung memainkan melodi lagu ini. Lagu GBKP Simalem sepertinya menjadi lagu wajib dalam kegiatan-kegiatan gereja. Warga gereja tidak mengetahui siapa pencipta lagu yang sangat terkenal tersebut. Penciptanya sendiri kala lagu ini diciptakan (1984) bukanlah warga GBKP. Seter Ginting yang lahir tanggal 31 Desember 1933 ini baru memeluk GBKP pada tahun 1998. Dari 14 orang putra-putrinya, beberapa orang putranya mengikuti jejak beliau sebagai pemusik. Mereka juga cukup popular dan karya-karya music mereka dapat kita dengarkan dalam berbagai karya music Karo. Mereka adalah Warding Ginting (alm), Kader Ginting, Swasta Ginting, dan Fakta Ginting. “Kami enterem pupus bapa marenda, lit kami sepulu empat kalak ibas telu nande”, kata Kader Ginting salah satu putranya yang sampai saat ini masih aktif sebagai sierjabaten. “Ibas nande sipemena beru Tarigan lit kami dua, ibas nande beru Sinulingga lit kami siwah kalak, janah ibas nande beru Kacaribu lit kami ije 3 anak bapa enda” katanya lewat saluran telepon.
Melihat karya Seter Ginting yang luar biasa dan sangat terkenal di
kalangan gereja GBKP, maka pada tanggal 9 Juli 2017 yang lalu, Ketua Moderamen GBKP, Pdt. Agustinus Purba,
MA dan Kepala Biro Pengembangan Ibadah dan Musik Gereja GBKP Pdt. Abdi Jaya
Barus, S.Th., memberikan penghargaan langsung kepada beliau dalam sebuah
kegiatan resmi dalam kebaktian minggu di GBKP Juhar. Dalam kesempatan tersebut
Ketua Moderamen memberikan piagam penghargaan serta menandatangani bersama
dalam lirik/syair lagu GBKP Simalem yang mengalami sedikit revisi. “Sungguh
mengharukan, kita selama ini sering menyanyikan lagunya, tapi kita tidak pernah
tau penciptanya..” kata Pdt. Agustinus Purba dalam sebuah sambutan di GBKP
Cililitan, dalam pertemuan dengan para komponis GBKP yang ada di Jakarta
sekitarnya. Dari atas kursi rodanya, raut wajah Bp. Wardin Ginting kelihatan
ceria dan cerah, dan senyum sumringah. Demikian juga anaknya yang hadir
mendampingi beliau, Fakta Ginting dan Kader Ginting juga kelihatan turut
bahagia atas perhatian Moderamen GBKP kepada orang tua mereka.
Dalam kesempatan ini juga moderamen melakukan silaturahmi dengan keluarga
besar Seter Ginting dan jemaat di GBKP Juhar. Inilah hasil revisi lirik GBKP
Simalem yang ditanda tangani oleh Ketua Moderamen dan Pencipta lagu.
GBKP
SIMALEM enda, shekel riahna turang senina
Kuja pe
kita lawes ringan, labo terlupaken
Shekel
teremna jelmana, ersada muji Gelar Dibata
Gia deba
ndekah lanai jumpa, keleng tena temanna
Emaka
lawes kel gia kita, nadingken Taneh karo Simalem
Ula
lupaken Tuhan Dibata, eme man cikepenta
Ula
lupaken GBKP enda, amin perdalinta gia mbelang
Labo perkade-kadenta
sirang, Nande Bapa Turang
Pencipta lagu yang biasa juga
dikenal dengan Penarure Juhar ini, memang
selama ini mendedikasikan hidupnya dalam bidang seni Karo. Namun ada batasnya. Empat
bulan setelah ia menerima penghargaan dari Moderamen terebut, pada tanggal 22
September 2017, ia menghembuskan napas terakhirnya dan kembali kepada Tuhannya.
Sebagai penghormatan kepada beliau, Sekretaris Umum Moderamen, Pdt. Rehpelita
Ginting, M.Min beserta Nora juga turut melayat dan menyampaikan sambutan mewakili
warga GBKP. Dalam wall Facebooknya Ketua oderamen juga menuliskan sebuah
kalimat untuk mengapresiasi karya beliau "Dimana
karyaku hidup....disanalah aku hidup, TUHAN itu baik". Penulis : Julianus
Limbeng
Comments