Pdt. Matius Panji Barus
Ketua Umum Moderamen GBKP 2010 – 2015
Oleh : Julianus P Limbeng
Tahun 1987 lah pertama sekali saya bertemu dengan Pendeta ini, ketika beliau saat itu bertugas di GBKP Medan Putri. Saya dikenalkan oleh Gr. Ev. Indra Ketaren (sekarang telah menjadi Pendeta) yang kala itu bertugas di GBKP Kuta Jurung. Karena ada minat saya bermain musik, Gr. Ev. Ketaren membawa saya ke beliau untuk diajari bermain gitar. “The House of the Rising Sun”, lagu Amerika yang dipopulerkan oleh Animals lagu yang kala itu diajarkan beliau kepada saya. Lagu yang cukup terkenal katanya kala itu, meskipun aku sendiri belum pernah dengar sebelumnya lagu itu. Ternyata meskipun pendeta, bagi saya pendeta ini cukup lihai bermain gitar. Sampai saat ini beliaulah salah satu yang saya anggap sebagai guru musik saya. Itulah awal pertemuan kami, setelah itu tidak pernah bertemu hingga tahun 1996 beliau kembali lagi ke Indonesia sebagai Direktur Retreat Centre GBKP di Sukamakmur. Tahun itu juga terakhir sekali bertemu pada acara reuni mantan penghuni Gelora Kasih Sukamakmur. Setelah itu tidak pernah bertemu kembali. Namun ketika beliau bertugas di Wuppertal Jerman, kami juga berkomunikasi lewat internet. Perhatian beliau terhadap musik tetap kelihatan. Beliau mengirimkan saya juga CD musik lagu-lagu GBKP yang dibuat dalam format MIDI oleh Harold Klopper. ”Tolong sitik koreksindu ya.. lit kuakap la pas bahanna renggetna e...” katanya kala itu. Ya.. Itulah.. dalam Sidang Synode April 2010 yang lalu beliau terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP untuk masa bakti 2010 – 2015.
Matius Panji Barus dilahirkan pada tanggal 29 Desember 1951 di Sibolangit, Deli Serdang. Menamatkan SD (1964) di Sekolah Rakyat Tiga Nderket. Sementara SMP hingga SMA ditempuhnya di Kabanjahe hingga tahun 1970. Selepas dari SMA ia pun mengikuti salah satu kakaknya yang juga memilih menjadi pelayan Tuhan. M. P. Barus melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Theologia Jakarta, dan memperoleh gelar Sarjana Teologia pada tahun 1977. Setelah menamatkan studinya di STT Jakarta, beliau memulai pelayanannya sebagai Vikaris di Desa Kuala dan Namu Ukur Langkat. Pada tahun 1980 ia ditahbiskan menjadi pendeta dan melayani di Jemaat Namu Ukur. Selama pelayanan itu jugalah ia menemukan tambatan hatinya, yang akhirnya menikah dengan Rehmuli br Ginting.
Pada tahun 1983 ia melayani di GBKP Simpang Awas Binjai sekaligus sebagai Sekretaris GBKP Klasis Binjai Langkat. Pada tahun 1982 – 1983, pendeta Barus mengikuti Leadership Training Community Development di Asian Rural Institute, Nishinasuno, Jepang. Dan sekembalinya dari sana pada tahun 1985 kembali bertugas di tempat baru, di Majelis GBKP Medan Putri. Selama lebih kurang sebelas tahun bertugas setelah selesai studi, pada tahun 1990 ia menjadi pendeta utusan Gereja Batak Karo Protestan (co-worker) VEM – Bielefeld di Jerman. Meskipun anak-anak masih kecil saat itu, ia sekeluarga berangkat ke Jerman dan bertugas disana hingga tahun 1995. Bisa dibayangkan pada tahap awal perbedaan budaya, iklim dan faktor bahasa menjadi tantangan tersendiri di tempat yang baru. Namun itu bisa cepat teratasi. Pada tahap awal disana Barus langsung mengikuti kursus bahasa Jerman di OeSW – Bochum, Jerman.
Banyak hal yang ia lakukan ketika bertugas di Jerman. Pada saat itu juga ia melakukan studi banding ke Oxford dan London, United Kingdom (1993); Melakukan perjalanan ke negara Israel dan Palestina (April 1994); Selama bulan Juli – Agustus 1994 ia juga ikut sebagai anggota Delegasi Internasional untuk Rekonsiliasi perang saudara di Ruanda, Afrika. Sebelum mengakhiri tugasnya di Jerman pada November 1994 ia juga ikut dalam Ecumenical Commonity di Taize, Prancis dan mengambil kursus bahasa Inggris di Sally Oak, Birmingham, Inggris (1995).
Kembali ke Indonesia, Pdt. M. P. Barus akhirnya ditempatkan Moderamen GBKP sebagai Direktur Retreat Centre di Sukamakmur. Beliau tinggal bersebalahan dengan Jambur, namun sekali-sekali juga pulang ke Jln. Organ 19 Padang Bulan Medan. Pada tahun 2001, Pdt. M. P. Barus akhirnya kembali bertugas ke Jerman untuk yang kedua kalinya. Dia berangkat sebagai staf pengajar di Pusat Pendidikan Oikumene (Studien Leiter Oekumenische Werkstaat) VEM di Wuppertal, Jerman. Selama bertugas disana, ia juga aktif dalam kegiatan kebudayaan Karo di Eropa. Setidaknya di Wuppertal pernah dilakukan ‘kerja tahun’ versi orang Karo Eropah dengan acara ‘erkata gendang’ yang pernah diberitakan di Soramido juga saat itu.
Bisa dibilang cukup sedikit waktu pendeta ini di Majelis Jemaat GBKP. Sekembali dari Jerman pada tahun 2004, ia bertugas hanya delapan bulan di GBKP Km 8 Padang Bulan. Selanjutnya ia terpilih menjadi Ketua Bidang Persekutuan Moderamen GBKP Periode 2005 – 2010, dan pada bulan April 2010 yang lalu akhirnya ia terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP periode 2010 – 2015.
Pendeta yang aktif menguasai bahasa Jerman dan Inggris ini mempunyai pengalaman segudang. Selama dalam karirnya sebagai penjala jelma, ia pernah memimpin International Youth Work Camp di RC Sukamakmur (1996); Memimpin Sekber VEM Youth Delegation ke Luedenscheid, Jerman (1997); memimpin UIM Asian Regional Youth Counsultation, di Parapat dan Sukamakmur (1998); Memimpin delegasi Permata GBKP ke Youth Work Camp di Lübbecke, Jerman (1999); Studi Banding ke WCC di Geneve, Swiss (2002); Kunjungan Dinas ke UIM Tanzania, Afrika Timur (2002); dan pengalaman-pengalaman lainnya.
Terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP, pada hari Sabtu Malam, maka pada hari minggu pagi pagi tanggal 19 April semua pengurus Modramen yang lama dan yang baru melakukan ziarah ke Monumen Pekabar Injil GBKP yang terletak di samping kanan GBKP Sibolangit. Lokasinya persis di pinggir jalan antara Kabanjahe-Medan. Dalam ziarah ini dilakukan acara tabur bunga sambil mengenang pekerjaan yang para penginjil pertama ini lakukan. Dipandu oleh Pdt Sadakata Ginting, MTH, acara ini berlangsung singkat dan khikmat. Silih berganti dan berpasang-pasangan pengurus yang lama dan yang baru menabur bunga di pusara para pahlawan iman GBKP ini. Setelah itu diadakan acara foto-foto. Penginjil yang disemayamkan disini adalah Pdt JH Neumann; Pdt J Wijngaarden; Dr G Scholten; Pdt Palem Sitepu dan Nora; Pdt Thomas Sibero dan Nora. Selamat melayani... Tuhan simasu-masu. (JL).
Oleh : Julianus P Limbeng
Tahun 1987 lah pertama sekali saya bertemu dengan Pendeta ini, ketika beliau saat itu bertugas di GBKP Medan Putri. Saya dikenalkan oleh Gr. Ev. Indra Ketaren (sekarang telah menjadi Pendeta) yang kala itu bertugas di GBKP Kuta Jurung. Karena ada minat saya bermain musik, Gr. Ev. Ketaren membawa saya ke beliau untuk diajari bermain gitar. “The House of the Rising Sun”, lagu Amerika yang dipopulerkan oleh Animals lagu yang kala itu diajarkan beliau kepada saya. Lagu yang cukup terkenal katanya kala itu, meskipun aku sendiri belum pernah dengar sebelumnya lagu itu. Ternyata meskipun pendeta, bagi saya pendeta ini cukup lihai bermain gitar. Sampai saat ini beliaulah salah satu yang saya anggap sebagai guru musik saya. Itulah awal pertemuan kami, setelah itu tidak pernah bertemu hingga tahun 1996 beliau kembali lagi ke Indonesia sebagai Direktur Retreat Centre GBKP di Sukamakmur. Tahun itu juga terakhir sekali bertemu pada acara reuni mantan penghuni Gelora Kasih Sukamakmur. Setelah itu tidak pernah bertemu kembali. Namun ketika beliau bertugas di Wuppertal Jerman, kami juga berkomunikasi lewat internet. Perhatian beliau terhadap musik tetap kelihatan. Beliau mengirimkan saya juga CD musik lagu-lagu GBKP yang dibuat dalam format MIDI oleh Harold Klopper. ”Tolong sitik koreksindu ya.. lit kuakap la pas bahanna renggetna e...” katanya kala itu. Ya.. Itulah.. dalam Sidang Synode April 2010 yang lalu beliau terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP untuk masa bakti 2010 – 2015.
Matius Panji Barus dilahirkan pada tanggal 29 Desember 1951 di Sibolangit, Deli Serdang. Menamatkan SD (1964) di Sekolah Rakyat Tiga Nderket. Sementara SMP hingga SMA ditempuhnya di Kabanjahe hingga tahun 1970. Selepas dari SMA ia pun mengikuti salah satu kakaknya yang juga memilih menjadi pelayan Tuhan. M. P. Barus melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Theologia Jakarta, dan memperoleh gelar Sarjana Teologia pada tahun 1977. Setelah menamatkan studinya di STT Jakarta, beliau memulai pelayanannya sebagai Vikaris di Desa Kuala dan Namu Ukur Langkat. Pada tahun 1980 ia ditahbiskan menjadi pendeta dan melayani di Jemaat Namu Ukur. Selama pelayanan itu jugalah ia menemukan tambatan hatinya, yang akhirnya menikah dengan Rehmuli br Ginting.
Pada tahun 1983 ia melayani di GBKP Simpang Awas Binjai sekaligus sebagai Sekretaris GBKP Klasis Binjai Langkat. Pada tahun 1982 – 1983, pendeta Barus mengikuti Leadership Training Community Development di Asian Rural Institute, Nishinasuno, Jepang. Dan sekembalinya dari sana pada tahun 1985 kembali bertugas di tempat baru, di Majelis GBKP Medan Putri. Selama lebih kurang sebelas tahun bertugas setelah selesai studi, pada tahun 1990 ia menjadi pendeta utusan Gereja Batak Karo Protestan (co-worker) VEM – Bielefeld di Jerman. Meskipun anak-anak masih kecil saat itu, ia sekeluarga berangkat ke Jerman dan bertugas disana hingga tahun 1995. Bisa dibayangkan pada tahap awal perbedaan budaya, iklim dan faktor bahasa menjadi tantangan tersendiri di tempat yang baru. Namun itu bisa cepat teratasi. Pada tahap awal disana Barus langsung mengikuti kursus bahasa Jerman di OeSW – Bochum, Jerman.
Banyak hal yang ia lakukan ketika bertugas di Jerman. Pada saat itu juga ia melakukan studi banding ke Oxford dan London, United Kingdom (1993); Melakukan perjalanan ke negara Israel dan Palestina (April 1994); Selama bulan Juli – Agustus 1994 ia juga ikut sebagai anggota Delegasi Internasional untuk Rekonsiliasi perang saudara di Ruanda, Afrika. Sebelum mengakhiri tugasnya di Jerman pada November 1994 ia juga ikut dalam Ecumenical Commonity di Taize, Prancis dan mengambil kursus bahasa Inggris di Sally Oak, Birmingham, Inggris (1995).
Kembali ke Indonesia, Pdt. M. P. Barus akhirnya ditempatkan Moderamen GBKP sebagai Direktur Retreat Centre di Sukamakmur. Beliau tinggal bersebalahan dengan Jambur, namun sekali-sekali juga pulang ke Jln. Organ 19 Padang Bulan Medan. Pada tahun 2001, Pdt. M. P. Barus akhirnya kembali bertugas ke Jerman untuk yang kedua kalinya. Dia berangkat sebagai staf pengajar di Pusat Pendidikan Oikumene (Studien Leiter Oekumenische Werkstaat) VEM di Wuppertal, Jerman. Selama bertugas disana, ia juga aktif dalam kegiatan kebudayaan Karo di Eropa. Setidaknya di Wuppertal pernah dilakukan ‘kerja tahun’ versi orang Karo Eropah dengan acara ‘erkata gendang’ yang pernah diberitakan di Soramido juga saat itu.
Bisa dibilang cukup sedikit waktu pendeta ini di Majelis Jemaat GBKP. Sekembali dari Jerman pada tahun 2004, ia bertugas hanya delapan bulan di GBKP Km 8 Padang Bulan. Selanjutnya ia terpilih menjadi Ketua Bidang Persekutuan Moderamen GBKP Periode 2005 – 2010, dan pada bulan April 2010 yang lalu akhirnya ia terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP periode 2010 – 2015.
Pendeta yang aktif menguasai bahasa Jerman dan Inggris ini mempunyai pengalaman segudang. Selama dalam karirnya sebagai penjala jelma, ia pernah memimpin International Youth Work Camp di RC Sukamakmur (1996); Memimpin Sekber VEM Youth Delegation ke Luedenscheid, Jerman (1997); memimpin UIM Asian Regional Youth Counsultation, di Parapat dan Sukamakmur (1998); Memimpin delegasi Permata GBKP ke Youth Work Camp di Lübbecke, Jerman (1999); Studi Banding ke WCC di Geneve, Swiss (2002); Kunjungan Dinas ke UIM Tanzania, Afrika Timur (2002); dan pengalaman-pengalaman lainnya.
Terpilih menjadi Ketua Umum Moderamen GBKP, pada hari Sabtu Malam, maka pada hari minggu pagi pagi tanggal 19 April semua pengurus Modramen yang lama dan yang baru melakukan ziarah ke Monumen Pekabar Injil GBKP yang terletak di samping kanan GBKP Sibolangit. Lokasinya persis di pinggir jalan antara Kabanjahe-Medan. Dalam ziarah ini dilakukan acara tabur bunga sambil mengenang pekerjaan yang para penginjil pertama ini lakukan. Dipandu oleh Pdt Sadakata Ginting, MTH, acara ini berlangsung singkat dan khikmat. Silih berganti dan berpasang-pasangan pengurus yang lama dan yang baru menabur bunga di pusara para pahlawan iman GBKP ini. Setelah itu diadakan acara foto-foto. Penginjil yang disemayamkan disini adalah Pdt JH Neumann; Pdt J Wijngaarden; Dr G Scholten; Pdt Palem Sitepu dan Nora; Pdt Thomas Sibero dan Nora. Selamat melayani... Tuhan simasu-masu. (JL).
Comments