Posts

Showing posts from 2011

GAWAI DAYAK : Oleh-Oleh dari Sanggau

Image
Oleh : Julianus P Limbeng Ada beberapa hal yang cukup membuat saya takjub dan menarik, tatkala tiga hari menemani Pak Gede Ardika, mantan menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada Kabinet Gotong Royong, ketika berkunjung dalam perhelatan Gawai Dayak, yang diselenggarakan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat pada awal Juli yang lalu. Ketakjuban dan ketertarikan saya adalah bagaimana sebuah tradisi masyarakat Dayak masih hidup dan dikembangkan dengan baik di era globalisasi sekarang ini. Tradisi-tradisi yang hampir punah direvitalisasi dan diaktualisasikan kembali dengan melibatkan masyarakat dan dukungan dari pihak pemerintah dan swasta. Tidak hanya tradisi yang menyangkut upacara yang berkaitan dengan budaya agraris, tetapi bagaimana pula lembaga adat berperan dan berfungsi dalam sistem yang ada. Gawai Dayak, atau pesta Orang Dayak yang telah beberapa kali dilakukan, merupakan upaya menghidupkan tradisi sekaligus adat istiada

Serayan Tuhan

Image

Bapa Kami Sini Surga

Image

HIBUALAMO : Oleh-oleh dari Halmahera Utara

Image
Julianus P Limbeng Ada hal menarik ketika berkunjung selama empat hari ke Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (17 – 20 April 2011). Meskipun perjalanan dari Jakarta menuju tempat ini cukup melelahkan, namun ketika berada di daerah ini kepenatan seakan terbalaskan dengan menikmati budaya dan kulinernya. Dari Jakarta saya berangkat pukul 05.40 pagi naik GA600 menuju Sam Ratulangie Manado dengan waktu tempuh dua jam tujuh menit. Transit selama empat puluh lima menit, kemudian dilanjutkan menuju Bandara Sultan Babullah di Ternate dengan waktu empat puluh lima menit. Dari Ternate menyeberang ke Pulau Halmahera dengan menaiki speedboat selama empat puluh lima menit, persis mengitari sisi kiri pulau Maitara dan Tidore. Pulau ini persis dilihat seperti gambar di uang pecahan seribu rupiah. Untuk mencapai Tobelo, masih membutuhkan empat hingga lima jam perjalanan darat dari Sofifi. Cukup melelahkan jika fisik kurang fit, tetapi banyak ha

Kam Pengendesenku

Image

So Ni Arap

Image

Ijenda Aku, Suruhlah Aku

Image

Liembeng (seniman karo di Belanda)

Image

Hahoe Tal dan Gundala-Gundala

Image
Oleh : Julianus P Limbeng Keindahan alam merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri sebagai potensi kepariwisataan di Tanah Karo. Namun di sisi lain, sebenarnya masih ada unsur-unsur lain yang patut diperhatikan dan dipertimbangkan dalam mengembangkan kepariwisataan disana. Salah satunya adalah kekayaan budaya yang dimiliki oleh Karo itu sendiri. Bila berkunjung ke suatu daerah, biasanya sudah pasti ada uang lebih untuk membeli buah tangan, oleh-oleh berupa makanan khas atau cenderamata khas daerah tersebut. Cenderamata ini ada yang diperuntukkan pengunjung itu sendiri maupun buat orang lain. Di Tanah Karo memang telah terdapat beberapa cenderamata, seperti aneka ragam uis Karo (yang konon katanya bukan orang Karo lagi yang buat), alat-alat musik tradisional, beberapa jenis pakaian dengan tulisan Berastagi, sendok dan garpu dari kayu dengan tulisan ‘lake toba’ (tanah Karo mana?) dan seterusnya. Saya melihat unsure-unsur budaya Karo itu masi

Ngepkep ate jadi

Image

Gambar Pasu-Pasu

Image

Jumpa La Banci

Image

Daftar Marga Orang Karo

Marga Karo Cabang-cabang merga suku Karo dan persebarannya . A. Merga Karokaro dan cabang-cabangnya Karokaro Sinulingga di Lingga, Bintang Meriah, dan Gunung Merlawan. Karokaro Surbakti di Surbakti dan Gajah. Karokaro Kacaribu di Kutagerat dan Kerapat Karokaro Sinukaban di Kaban dan Sumbul. Karokaro Barus di Barus Jahe, Pitu Kuta. Karokaro Simbulan di Bulanjulu dan Bulanjahe. Karokaro Jung di Kutanangka, Kalang, Perbesi, dan Batukarang. Karokaro Purba di Kabanjahe, Berastagi, dan Lau Cih (Deli Hulu). Karokaro Ketaren di Raya, Ketaren Sibolangit, dan Pertampilen. Karokaro Gurusinga di Gurusinga dan Rajaberneh. Karokaro Kaban di Pernantin, Kabantua, Bintang Meriah, Buluh Naman, dan L. Lingga. Karokaro Sinuhaji di Ajisiempat. Karokaro Sekali di Seberaya. Karokaro Kemit di Kuta Bale. Karokaro Bukit di Bukit dan Buluh Awar. Karokaro Sinuraya di Bunuraya, Singgamanik, dan Kandibata. Karokaro Samura di Samura. Karokaro Sitepu di Naman dan Sukanalu B. Merga Ginting dan cab

Ensambel Semar Pagulingan (Bali)

ENSAMBEL MUSIK SEMAR PAGULINGAN Semar Pagulingan adalah sebuah gamelan yang berasal dari Bali, Indonesia.  Gamelan ini dekat hubungannya dengan gamelan Gambuh , di mana ia juga merupakan perpaduan antara gamelan Gambuh dan Legong . Semar Pagulingan merupakan gamelan rekreasi untuk istana raja-raja zaman dahulu. Biasanya dimainkan pada waktu raja-raja akan kepraduan (tidur). Gamelan ini juga dipergunakan untuk mengiringi tari Leko dan Gandrung yang semula dilakukan oleh abdi raja-raja kraton. Semar Pagulingan memakai laras pelog 7 nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pamero. Repertoire dari gamelan ini hampir keseluruhannya diambil dari Pegambuhan (kecuali gending Leko) dan semua melodi-melodi yang mempergunakan 7 nada dapat segera ditransfer ke dalam gamelan Semar Pagulingan. Bentuk dari gamelan Semar Pagulingan mencerminkan juga gamelan Gong, tetapi lebih kecil dan lebih manis disebabkan karena hilangnya reon

Turi-turin : Deleng Kuta Gugung

Image
DELENG KUTA GUGUNG Ituriken : Nini Riodes br Tarigan Tambak I daerah deher Kuta Jurung, Deli Serdang, lit me sada perjuman gelarna Deleng Kuta Gugung. Duapuluh tahun si lewat, ope denga perjumaan e langa jadi perkebunen, adi gelari “gundur’ biasana minter reh udan. Emaka adi merdang kenca ibas daerah e, biasana enggo ipersingeti orang tua gelah adi mindo gulen ula gelari gundur, erkiteken adi merdang kebiasaan daerah e gulenna biasana gundur ras dantis (sarden). Adi gelari gundur ugape nusur udan, lanai banci ngerdangi juma, entah pe nuan page. Uga maka bage banci terjadi ? Kepeken lit turi-turinna si cukup populer daerah sekitar enda. Turi-turinna bagenda, bagi sini turiken Nini Tigan Riodes br Tarigan. Hio.., nai ningen ibas sada kuta si kitik denga, lit me ije tading sekalak perbapan ras ndeharana, anakna dua kalak diberu. Sinuan-nuannna pe mbuah kerina rikut pe rubia-rubia ni asuh pe merih kerina. Babi, manuk, bagepe lembu na enggo pe mbue. Ana