Posts

Showing posts from 2009

Drama Natal : SAHABAT SEJATIKU

Pt. Julianus P Limbeng SCENE 1 Philips : (Kelihatan di atas panggung dua anak muda laki-laki dan perempuan sedang mabuk, tertidur, sang anak muda perlahan-lahan bangkit sambil memegang botol miras, berjalan.. duduk, merenung dan sesekali mengepal-ngepalkan tangannya, mimik mukanya kelihatan sedang banyak masalah yang sulit dipecahkan olehnya, dia minum dari botol). Siapakah diriku ini sebenarnya? Kenapa aku bisa jadi begini? Hingga aku tidak tahu siapakah aku sebenarnya.. Apakah Alkitab dapat membantu saya untuk mengenal siapa sebenarnya diriku? Darimana saya berasal? Dimana saya sekarang? Kemana akan saya pergi? Hahahaha... apa yang sungguh saya inginkan dalam hidup ini? Saban hari aku berfikir akan kematianku kelak.. Aku takut akan kematian.. sungguh aku takut mati? Pendeta dan Penetua bilang.. Tuhan mencintai kita.. Kalau memang benar Tuhan mencintai kita, mengapa ada kematian? Mengapa Dia biarkan manusia mati.. Aku takut mati... Oh... sungguh aku bingung.. Marry: (sang wanita bang

PEMBERDAYAAN KESENIAN TRADISIONAL DALAM RANGKA PELESTARIAN KEBUDAYAAN

* Julianus P Limbeng ** 1. Kesenian Tradisional Kesenian adalah perwujudan ungkapan jiwa melalui media rupa (gambar, lukis, patung, dll.), suara (musik: nyanyian, instrumental), gerak (tari, teater), dan bahasa (sastra, ceritera). Dari sisi bentuknya, suatu pertunjukan kesenian tidak hanya menyangkut satu media kesenian, melainkan juga bisa menyangkut berbagai media sekaligus. Seni teater, umpamanya, merupakan kesatuan dari berbagai media. Demikian juga dari sisi isi atau nilainya, kesenian merupakan bagian dari totalitas kehidupan masyarakat, dari suatu lingkup kebudayaan. Karena itu, selain kesenian berisikan nilai-nilai keindahan (estetika) sebagai ekspresi jiwa/perasaan individual, ia juga merupakan aktualisasi budaya (identitas, etnisitas) secara sosial, spiritual, dan environmental. Dalam praktik, aspek-aspek tersebut satu sama lain terjalin erat, overlapping, sulit untuk dipisahkan satu sama lain. Kesenian dalam suatu lingkup budaya, berbeda antara satu dan yang lain. Indon

Obituari JUSUF SITEPU

Image
SENIMAN KARO FENOMENAL DAN LEGENDARIS Julianus P Limbeng Tahun 1992 ketika pertama sekali lagu saya masuk ke dapur rekaman, di studio Nada Tara Medan saat itu, disanalah pertama sekali saya bertemu langsung dengan Jusuf Sitepu dan Ermawati br Karo. Setelah itu saya tidak pernah lagi bertemu langsung dengan beliau hingga ia meninggal dunia. Namun beliau bagi saya merupakan seniman Karo yang cukup fenomena dan legendaries. Ia tidak hanya mewarnai dan memberikan nuansa baru terhadap kesenian Karo, tetapi menjadi ikon dan sangat popular pada jamannya. ”Sangana berngi nake i JogjakartaKuinget lalap seh kal jilena bageOh Kristina.. Ohhh.. KristinaBeru Jawa-ngku ...” Demikianlah salah satu syair lagu yang pernah cukup populer di masyarakat Karo. Tahun-tahun 70-an hingga 80-an, orang Karo tak ada yang tak kenal dengan Jusup Sitepu. Meskipun penampilannya sederhana dan terkesan urakan, namun dari dia telah muncul berbagai lagu yang tidak hanya mewarnai seni suara Karo, tetapi juga memberikan ci

KEMBALI KEPADA PEMURNIAN JIWA NUSANTARA

Julianus P Limbeng “Kemampuan Indonesia untuk menolong diri sendiri perlu segera diwujudkan, karena tidak ada satu Negara pun yang secara tulus mau menolong kita. Kata kuncinya adalah Persatuan dan Kesatuan yang kokoh dari segenap komponen bangsa dalam bingkai wawasan kebangsaan Indonesia.” [1] () ***** Konsep Jiwa Nusantara Sebelum berangkat kepada konsep ‘pemurnian jiwa nusantara’, maka terlebih dahulu harus berbicara tentang konsep nusantara itu sendiri, yang dapat dipandang dari sisi diakronis dan sinkronis, historis dan kontinuitas. Dua sisi tersebut dapat diletakkan untuk memahami sejauhmana impelementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini. Artinya penelusuran konsep itu berdasarkan dimensi waktu (historical) sangat penting, karena ia terkait dengan munculnya konsep bangsa dan Negara Indonesia itu sendiri. Namun dalam pembahasannya, tulisan ini akan lebih difokuskan pada ranah multicultural dan kebangkitan budaya nusantara (baca: Indonesia). Sejarah Indon

PELBAGAI PERSPEKTIF DAN ATAU PENDEKATAN KAJIAN SENI PERTUNJUKAN, KEBUDAYAAN DAN GLOBALISASI

Julianus P Limbeng, S.Sn. M.Si. [1] liembeng@yahoo.com Universitas Pelita Harapan Abstract: This article review and rethinking any perspective and approach on performing arts with focus to Indonesia performing arts. Cultural changes issues has implicated to any concept and theories who ever used to explanation any performing arts, like historical descriptive, structure-functionalism, contructionism, structuralism, materialism, and post-structuralism or/and post-modernism. ***** Pelbagai Perspektif dan Pendekatan Awal Kendati Indonesia adalah negara bahari yang sangat tersohor dengan jalur lalu lintas barang, ide dan manusia, seni pertunjukannya sering dianggap statis. Seni pertunjukan umumnya dipandang mengakar di daerah atau pusat-pusat produksi tertentu, terpatri dalam ikatan-ikatan tak tertembus genre dan berbagai tatanan patronase tradisional, dikungkung oleh larangan-larangan tradisional dan penghormatan terhadap leluhur. Tradisionalisme semacam itu, setidak-tidaknya untuk sebagi