TIPAN BR SEMBIRING
TIPAN BR SEMBIRING
Raih Anugerah Seni MASMAT
Jakarta, Soramido
Perkolong-kolong tahun 30-an, Tipan br Sembiring (1906 – 1997) akhirnya menjadi satu-satunya penerima anugerah seni dalam acara Malam Anugerah Seni dan Mburo Ate Tedeh (MASMAT) yang diadakan di Plenary Hall Jakarta Convention Centre, Minggu 8 Juli 2007 yang lalu. Keputusan tim penilai yang dibacakan Cerdas Kaban, menyebutkan anugerah seni untuk kategori pencipta lagu. Tipan br Sembiring berhak mendapatkan piagam penghargaan, thropy dan uang tunai Rp. 10.000,- yang malam itu langsung diserahkan oleh Menteri Kebudayaan dan pariwisata, Jerro Wacik kepada ahli warisnya, Alasen Barus.
Disamping sebagai pencipta lagu, Tipan sebenarnya lebih dikenal sebagai perkolong-kolong di tahun 30-an, dan tetap konsisten melakoninya sampai tahun 70-an. Dia juga salah satunya perkolong-kolong wanita yang dapat menciptakan lagu dengan syair yang cukup puitis dan menurut tim penilai berperan membangun semangat orang Karo yang sedang berjuang saat itu. Meskipun lagu ciptaannya tidak lebih dari 20, namun lagu-lagunya cukup dikenal dan tekstualnya sangat sarat makna. Lagu-lagunya antara lain Angke-Angke, Si Bincar Layo, Cike Cur, Musuh Suka, Tiga Lingga, Perbunga Sauh, Oh Kuda, Rimo Malem dan sebagainya. Sampai saat ini perempuan sebagai pencipta lagu Karo tidak lebih hitungan jari.
Tipan br Sembiring memulai karirnya sebagai perkolong-kolong dari tanah kelahirannya di desa Rambe, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang, sebelum akhirnya cukup di kenal di seluruh Tanah Karo. Ada yang unik tentang pernikahannya, dia akhirnya menikah dengan pasagan perkolong-kolongnya Sayang Barus (Alm), karena dia berjanji jika Sayang Barus dapat mengalahkannya dalam acara adu perkolong-kolong. Ketika Sayang Barus dapat mengalahkannya dalam adu di arena pertunjukan, akhirnya dia menepati janjinya dan menikah pada tahun 1937. Dari hasil perkawinannya satu anaknya meneruskan bakatnya, yaitu Alasen Barus (yang juga pernah menerima Anugerah Insan Seni Sumatera Utara dari daerah Karo, bersama Tio Fanta br Pinem dan Julianus P Limbeng), Dua orang cucunya juga menekuni profesi di bidang seni musik dan suara, yaitu Novita br Barus dan Fitra Chord Barus (komposisi Institut Kesenian Jakarta, yang kini menjadi asisten dosen di sana). “Semoga acara seperti ini tetap dilakukan oleh masyarakat Karo, dan seniman juga lebih banyak berkarya di tingkat nasional dan internasional, sehingga seniman Karo lebih anyak mendpatkan penghargaan seni”, kata Alasen Barus mantap. (JL).
Raih Anugerah Seni MASMAT
Jakarta, Soramido
Perkolong-kolong tahun 30-an, Tipan br Sembiring (1906 – 1997) akhirnya menjadi satu-satunya penerima anugerah seni dalam acara Malam Anugerah Seni dan Mburo Ate Tedeh (MASMAT) yang diadakan di Plenary Hall Jakarta Convention Centre, Minggu 8 Juli 2007 yang lalu. Keputusan tim penilai yang dibacakan Cerdas Kaban, menyebutkan anugerah seni untuk kategori pencipta lagu. Tipan br Sembiring berhak mendapatkan piagam penghargaan, thropy dan uang tunai Rp. 10.000,- yang malam itu langsung diserahkan oleh Menteri Kebudayaan dan pariwisata, Jerro Wacik kepada ahli warisnya, Alasen Barus.
Disamping sebagai pencipta lagu, Tipan sebenarnya lebih dikenal sebagai perkolong-kolong di tahun 30-an, dan tetap konsisten melakoninya sampai tahun 70-an. Dia juga salah satunya perkolong-kolong wanita yang dapat menciptakan lagu dengan syair yang cukup puitis dan menurut tim penilai berperan membangun semangat orang Karo yang sedang berjuang saat itu. Meskipun lagu ciptaannya tidak lebih dari 20, namun lagu-lagunya cukup dikenal dan tekstualnya sangat sarat makna. Lagu-lagunya antara lain Angke-Angke, Si Bincar Layo, Cike Cur, Musuh Suka, Tiga Lingga, Perbunga Sauh, Oh Kuda, Rimo Malem dan sebagainya. Sampai saat ini perempuan sebagai pencipta lagu Karo tidak lebih hitungan jari.
Tipan br Sembiring memulai karirnya sebagai perkolong-kolong dari tanah kelahirannya di desa Rambe, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang, sebelum akhirnya cukup di kenal di seluruh Tanah Karo. Ada yang unik tentang pernikahannya, dia akhirnya menikah dengan pasagan perkolong-kolongnya Sayang Barus (Alm), karena dia berjanji jika Sayang Barus dapat mengalahkannya dalam acara adu perkolong-kolong. Ketika Sayang Barus dapat mengalahkannya dalam adu di arena pertunjukan, akhirnya dia menepati janjinya dan menikah pada tahun 1937. Dari hasil perkawinannya satu anaknya meneruskan bakatnya, yaitu Alasen Barus (yang juga pernah menerima Anugerah Insan Seni Sumatera Utara dari daerah Karo, bersama Tio Fanta br Pinem dan Julianus P Limbeng), Dua orang cucunya juga menekuni profesi di bidang seni musik dan suara, yaitu Novita br Barus dan Fitra Chord Barus (komposisi Institut Kesenian Jakarta, yang kini menjadi asisten dosen di sana). “Semoga acara seperti ini tetap dilakukan oleh masyarakat Karo, dan seniman juga lebih banyak berkarya di tingkat nasional dan internasional, sehingga seniman Karo lebih anyak mendpatkan penghargaan seni”, kata Alasen Barus mantap. (JL).
Comments