GINTING’S SE-JABODETABEK


“Bermasmur dengan Rengget Karo”

Jakarta, Soramido.
Diawali dengan sarune ngeragam, gendang indung ngeratuh serta pukulan penganak dan gung secara bersamaan. Selanjutnya pemain sarune meniup sarunenya dengan mulut kembang kempis er-pulunama membawakan introduksi simalungen rayat untuk mengantarkan Alasen Barus dan Agustina br Pelawi tampil menyanyikan ayat-ayat alkitab dengan gaya masu-masu dalam cak-cak simalungen rayat pada acara Natal dan Tahun Baru Ginting Suka se-Jabodetabek, di Gedung Dittopad, Jakarta, Minggu malam (14/01/2007).

Ini merupakan keunikan dalam acara tersebut, dimana pembacaan Alkitab dan Nats pengantar khotbah dinyanyikan oleh perkolong-kolong dengan improvisasi spontanitas, padahal biasanya momen tersebut dibacakan oleh pemimpin kebaktian, yaitu pembawa liturgi atau pengkhotbah. Namun dapat dipahami, karena pemimpin kebaktian dan pengkhotbah malam itu bukanlah seorang perkolong-kolong, yaitu Dr. Barus dan Pdt. A. Ginting Suka, DPS, mantan Ketua Moderamen GBKP. Ide ini muncul dari Abdi Khalik Gintings, ketua panitia yang mempunyai pengalaman dalam pertemuan beberapa gereja suku di Indonesia dengan UEM (Jerman) yang diadakan di Puncak, Bogor tahun lalu. Dimana pada saat itu juga ditampilkan kesenian tradisional Karo sebagai pengiring beberapa lagu.

Acara Natal dan Tahun Baru ini dihadiri ratusan keluarga Ginting Suka dan Anak Beruna. Turut hadir Dr. Sutradara Gintings, Ny. L. T. Djamin Gintings, Ny. Riemenda br Gintings (Ketua HMKI), Drs. N.J. Sembiring, dan tokoh Karo lainnya. Acara ini dimeriahkan oleh beberapa artis Karo, seperti Santa Hoky br Ginting, Tio Fanta br Pinem, Alasen Barus, Agustina br Pelawi, serta musik pengiring Julianus P Limbeng. Selain itu juga dimeriahkan oleh Permata ‘GBKP Bekasi’ Choir dan Paduan Suara Katholik Karo Bekasi.

Hal serupa, pernah juga dibuat oleh Pt. Abdi K Ginting dalam sebuah kebaktian umum di GBKP Rawamangun (04/06/2006). Dari awal hingga akhir kebaktian, semua nyanyian diiringi dengan gendang lima sedalanen. Bahkan sebagai pentar prosesi memasuki ruang ibadahpun diantar dengan tarian Karo dengan lagu Mejuah-juah. Sierjabaten Limbeng Cs juga ditempatkan duduk di amak mbentar di altar. Meskipun pada Natal GBKP Klasis Jakarta Bandung 2002 di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Pt. Julianus P Limbeng dan Pdt. T. R. Pinem pernah membuat prosesi diiringi dengan tarian, dan seluruh nyanyian diiringi dengan gendang Karo plus piano, namun membacakan ayat-ayat Alkitab tidak dengan simalungun rayat. Hal ini merupakan satu terobosan baru dalam peribadatan GBKP. Ini merupakan salah satu bentuk nyata pelestarian kesenian Karo. Jika saja seluruh GBKP menggunakan gendang Karo dalam peribadatan, maka kesenian Karo akan terpelihara dengan baik (JL).■

Comments

Popular posts from this blog

Kutai Timur

Drama Natal : SAHABAT SEJATIKU