Posts

Showing posts from March, 2007

SALEKAN ANJINGKU

Sudah 18 tahun aku mengajar di kelas. Banyak hal tentang murid dan mahasiswa yang aku hadapi semester demi semester. Namun kadang aku berpikir, apakah aku ini betul-betul guru? Kadang-kadang aku berpikir, anjingku lebih guru dari aku. Aku teringat anjingku: SALEKAN FEBRIYANTI (1996-2003) Tahun 1996, ketika aku pertama sekali menginjakkan kaki di Bekasi, di Jl. Letnan Arsyad no. 48 Rt. 01/16 Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan tempatku tinggal waktu itu, aku diberi oleh seorang sahabat seekor anak anjing. Gemuk. Lucu. Berwarna hitam. Aku beri namanya SALEKAN. Meskipun nama ini sebenarnya nama seorang sopir bus Robinson Jaya (angkutan kampungku), namun oleh teman-teman dibuat kepanjangannnya menjadi SAlah Lepak Kel Aku Tigan (Salekan). Ada 4 hal kelebihan anjingku. Pertama, waktu (time). Ketika aku pulang ke rumah, anjingku selalu memberikan waktunya untukku untuk bermain, pun jika aku marah, dia beri waktunya kepadaku bersungut-sungut dengan tetap setia. Akulah orang yang paling penting bag

KULCAPI

By: Kiel Nangins “Jadi lanai bo kurang ergana e Ma..?”, ningku man sierbahan kulcapi e. “Ii…, lang. Labo man bandu saja kubahan bage ergana. Bupati pe nukursa bage nge kuban”, nina perbapan ndai janahna mbuat kulcapi. “Enda sorana si mejilena ndi…”, nina ka tole janahna mereken kulcapi ndai bangku. Lit ije surdam, balobat, bagepe pingko-pingko. Lit ka deba kulcapi si langa cet, janah lit ka deba si enggo cat tapi transparan saja. Tapi kulcapi e buen rupana mbiring. “Kai nge bahanndu cetna e”, ningku ka janah njemak kulcapi siberekenna ndai. “Ee.., rahasia…”, nina. Kepeken amin gia kuakap ia tradisional, tapi bas ia pe kepe lit rahasia dagang. Em percakapenku ras ia ibas tahun 1993 sangana kutukur kulcapi man bana. Amin gia Rp. 75.000,- ngenca ergana tupung e, tapi pe cukup meherga man bangku. “E kulcapi si man bandu e produksi ke sekian…” nina. Biasana gitar klasik si mejile lit nomor serina, tapi enda kulcapi pe ietehna produksi ke piga. Emaka man bangku ia tuhu-tuhu sekalak si njelim

Komentar Batak Karo

Bergurulah seh ku Tiongkok nina, adi ningku perlu, sebab sejarah kebudayaanta (Indonesia umumna) mbue idat ibas Tionghoa nari. engkai maka bage, erkiteken nai lit hubungen sejarah nusantara ras Cina. Adi si siksiki misalna keterangen-keterang en ibas Tionghoa nari, misalna ibas Kitab Chu-fan-chi sini itulis Chau-Ju-Kua tahun 1225, maka nina i Nusantara kerajaan si terkemuka ras terkaya sekitar tahun 1200an eme lit dua, eme i Jawa (Kadiri entahpe Kediri ras Sriwijaya). Sieteh maka kerajaan enda duana galang kel pengaruh Hindu ras Budha. Masing-masing kerajaan enda lit daerah kekuasanna. Kerna kerajaan Sriwijaya enda ndai ikatakenna ibas Kitab Chu-Fan-Chi ndai kekuasanna eme (1) P'ong-fong (Pahang) (2) Tong-ya-nong (Trengganau) (3) Ling-ya-ssi- kia (Lengkasuka) (4) Kilan-tan (Kelantan) (5) Fo-Lo-An (?) (6) Ji-Lot'ing (Jelutong) (7) Ts'ien-mai (?) (8) Pa-t'a (BATAK) (9) Tan-ma-ling (Tamralingga, Ligor) (10) Kia-lo-hi (Grahi di Semenanjung malaka) (11) Pa-lin-fong (Palemban

SENI(MAN) KARO, OH…

Julianus P Limbeng Seni(man) Karo dalam tulisan ini mempunyai beberapa pengertian dan sekaligus menjadi bahan ulasan. Pertama, kata man dalam kurung dapat diartikan ‘bagi’ atau ‘buat’., yang berarti Seni bagi Karo; Kedua, man berarti makan, dalam hal ini terkait dengan masalah ekonomi. Seni (cari) makan, seniman Karo; Ketiga, masalah profesi; Keempat, masalah kesenimanan atas nama atau ‘milik’ salah satu suku bangsa, yaitu Karo. Oh…, merupakan gambaran ekspresi yang bermacam-macam, tergantung bagaimana kita mengucapkannya. Silakan ekspresikan masing-masing. Setidaknya saya juga punya ekspresi tersendiri akan dua huruf tersebut. Sampai saat ini saya masih menyimpan sebuah pesan pendek (SMS) seorang seniman Karo di telepon bergerak saya. Berkali-kali saya membaca pesan tersebut dan merenung. Kadangkala saya ingin melupakannya, tetapi tanpa disadari pikiran-pikiran itu selalu datang tanpa sengaja. Karena bagi saya ada momen, yaitu kesempatan yang menurut hemat saya sangat bagus dimanfaatk
RESEP AWET MUDA Jakarta (Sora Mido) Disela-sela latihan untuk acara O Tano Batak yang disiarkan di Indo Siar setiap rabu pkl. 23.00, Santa Hoky br Ginting yang akan membawakan lagu Karo kelihatan tetap cantik, seksi dan awet muda, padahal anaknya sudah memasuki usia dewasa. Ketika Sora Mido menanyakan kiat dan resepnya, ternyata istri Manurung ini sangat antusias sekali, karena memang dia sangat peduli akan hal itu. Termasuk pola makan dan hidup sehat ia jelaskan secara ilmiah. Khusus untuk resep awet muda katanya ia punya kebiasaan bangun pagi, minum air putih, mengucap syukur kepada Tuhan, selanjutnya tersenyum dan bermeditasi. “Saya membayangkan berada di sebuah alam terbuka, dimana ada sungai dan air terjun dan menikmatinya,” katanya. Selanjutnya melepaskan segala masalah yang ada, bisa dengan berteriak. Disamping itu kita juga harus menerapkan pola makan yang baik serta mengetahui jenis-jenis makanan serta kandungan gizi dan protein yang ada pada setiap makanan yang masuk dalam t
Hari ini aku telah mengganti tampilan blogku, tetapi setelah diganti akul kelihatannya sukar sekali memposting tulisan, kenapa yaa....