Posts

Showing posts from October, 2007

NO NAME DAN KESADARAN SENI

Image
Julianus P Limbeng [1] Lima tahun yang lalu, dalam sebuah surat yang dikirimkan oleh seorang pencipta lagu Karo senior kepada saya, ia memberitahukan bahwa sebenarnya ada beberapa lagu yang sebenarnya ciptaannya, tetapi selama ini disebutkan sebagai ciptaan orang lain. Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa dia bersedia melakukan dialog terkait dengan keberadaan beberapa lagu yang ia sebutkan tersebut. Artinya, meskipun kasus ini belum masuk dalam tahap sengketa, atau barangkali class action melalui jalur hukum, namun ketika nilai-nilai komersil muncul pada karya-karya seni, khususnya lagu-lagu Karo, mulai timbul kesadaran akan nilai-nilai komersil tersebut, setidaknya terbukanya pemahaman baru tentang pencipta dan hak cipta, namun kesadaran itu belum signifikan, karena banyak sekali kekayaan intelektual kita yang perlu mendapatkan perlindungan. Kesadaran akan hak cipta tersebut bagi masyarakat pada umumnya masih sangat minim sekali. Ini disebabkan beberapa factor, antara lain: pen

Pengamen: Satuan Terkecil Manajemen Seni Pertunjukan

Julianus P Limbeng Pemimpin Redaksi Jurnal Seni Musik UPH julianus_limbeng@uph.edu Abstrak ‘Pengamen’ is one of music performance that we can see spread in many space in side town, bus, train, café, restaurant, and other place. They have many personality in same time, like an organizing many people in a performing art. In same time them must to be an artist, manager, treasure, staf administrator, master of ceremony, vocalist, musician, and trainer. Pengamen to be suvervisor for himself and build network, territory, and audience. For this case, pengamen has a strategy to manage himself depend to them goal setting. For a research about management performing arts, pengamen can represent it. ***** Stiker-stiker yang melecehkan pengamen juga dirasakan Sujud sebagai siksaan batin. "Ada tulisan ngamen gratis dan sebagainya, itu saya merasa ngelus dada. Betapa pengamen benar-benar telah mengganggu kenyamanan manusia. Apakah benar-benar begitu? Tak bolehkah ada sisa rezeki yang kami kais?