Posts

Showing posts from 2013

MENGGALI POTENSI KULINER KARO

Julianus P Limbeng Industri kuliner saat ini dapat dikatakan tumbuh subur. Hal ini dapat dilihat indikasi pertumbuhan dari tahun ke tahun, usaha makanan atau restoran terus meningkat, setidaknya empat tahun terakhir. Data BPS tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah usaha ada 2.916 dengan pertumbuhan yang signifikan dengan rata-rata tenaga kerja 27 persen. Artinya ada teori kebutuhan Maslow, yang menyatakan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia ( basic need ) tidak sepenuhnya berlaku. Pangan bukan lagi sebagai produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata, tetapi pangan saat ini juga sudah berhubungan dengan gaya hidup baru. Pangan berubah menjadi industri kuliner yang tidak hanya memberikan cita rasa, tetapi juga menjadi kebutuhan aktualisasi diri. Ini dapat dilihat dari jasa kuliner menyajikan berbagai menu makanan, kemudian menyediakan ruang untuk bisa berkumpul dengan komunitasnya melalui berbagai jasa yang turut bersamanya. Salah satu sub-sektor ekonomi k...

Rumah Adat Karo

Image
Banyak rumah adat Karo yang mengalami kerusakan, namun salah satu Rumah Adat Karo (Batak Karo) dalam gambar trrdapat di Anjungan Provinsi Sumatera Utara, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Image
“DJATADU”  PEMAIN KULCAPI ITU TELAH TIADA - Obituari : Djasa Tarigan Oleh : Dr. Julianus P Limbeng Djasa Tarigan menerima 'pangan kehamaten' dari tuan rumah, Ibu C. br Kemit dalam sebuah upacara ritual Dokumen. J. Limbeng, 2009 Ketika merekam upacara Erpangir Ku Lau September 2009 yang lalu di Medan, pemain kulcapi itu benar-benar menikmati petikan-petikan kulcapi (alat musik petik Karo) yang ia mainkan. Mulai dari cak-cak Simalungen Rayat hingga Silengguri. Untuk menghormati perannya sebagai Sierjabaten dalam upacara yang sudah jarang diadakan oleh masyarakat tersebut, tuan rumah sambil menari membawa makanan khas Karo yang enak berupa nurung, galuh emas,  dan sebagainya. Begitu serius dan khusuknya ia menggeluti perannya dalam ritual tersebut. Ia memejamkan matanya seolah tidak peduli siapa saja yang ada hadir disana. Ia ikut menggerakkan badannya mengikuti ritme gendang lima sendalanen dan kadang-kadang ia padukan juga dengan ritem kibot, sambil memeti...

KBRI Pyongyang - Delegasi Kem. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada Festival Bunga Kimilsungia ke-15, Pyongyang 11–13 April 2013

KBRI Pyongyang - Delegasi Kem. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI pada Festival Bunga Kimilsungia ke-15, Pyongyang 11–13 April 2013

OLEH-OLEH DARI HONG KONG

Image
Julianus P Limbeng Booth Indonesia di Filmart 2013 Kunjungan kami ke Hong Kong kali ini adalah menghadiri dua kegiatan sekaligus yang pelaksanaannya bersamaan, yaitu “The 17 th Hong Kong International Film and TV (Filmart 2013)” yang dialaksanakan pada tanggal 18 – 21 Maret 2013, dan “Hong Kong Flower Show” yang dilaksanakan pada tanggal 15 – 24 Maret 2013. Hari terakhir Fimart The 17 th Hong Kong International Film and TV (Filmart 2013) merupakan sebuah kegiatan rutin yang dilakukan Pemerintah Hong Kong yang berkaitan dengan pasar film dan TV yang diikuti berbagai negara. Kegiatan ini sudah 17 kali dilaksanakan di Hong Kong Convention and Exhibiton Centre (HKCEC) yang diorganisir oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC). Tujuan dari Filmart adalah untuk mempromosikan Hong Kong sebagai wilayah yang mendistribusi dan memproduksi Film, Program TV dan yang berkaitan dengan hiburan di Asia Pasifik. Disamping itu juga kegiatan ini sekaligus sebagai ajang m...

OLEH-OLEH DARI PYONGYANG

Image
Julianus P Limbeng Mengunjungi tempat kelahiran Kim Il Sung Hubungan baik Republik Indonesia dengan Korea Utara diawali ketika Presiden Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Utara pada bulan November 1964, yang kemudian dibalas dengan kunjungan kenegaran Presiden Kim Il Sung yang disertai putranya Kim Jong Il pada bulan April 1965. Pada kesempatan kunjungan itu, tepatnya tanggal 13 April 1965, Presiden Indonesia Soekarno mengajak Kim Il Sung berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor, yaitu tempattumbuhnya berbagai jenis tanaman. Saat kedua pemimpin besar itu berjalan-jalan di taman itu sambil menikmati indahnya suasana, Kim Il Sung berhenti sejenak untuk menikmati deretan anggrek jenis “dendrobium” asal Makassar, yang sedang mekar. Melihat sejawatnya tertarik dengan bunga itu, Bung Karno langsung memberikan bunga anggrek tersebut kepada Kim Il Sung. Hadiah itu sekaligus sebagai hadiah ulang tahun untuk sang tamu. Pada saat itu juga, Bung Karno berinisiatif untuk memberikan na...